New Post

DAFTAR ISI

Sunday, November 30, 2008

Read Full 0 comments

Buku Tamu

Saturday, November 29, 2008
Shoutmix ku yang dulu berada di pojok kiri bawah yang transparan..kini aku ganti menjadi seperti form dibawah ini

....maaf atas ketidak nyamanan ini...thanks atas partisipasinya....

mohon kritik dan sarannya atas peluncuran buku tamu ini




Read Full

hilangkan sidebar dan memperlebar kolom postingan

Saturday, November 22, 2008
nah ini dy nih contoh hal yang aku posting tadi.....beda kan....
silahkan lihat bedanya...sidebar kiriku hilang dan halaman buat postinganku melebar....


klik gambar untuk memperbesar


ini ta sertain screenshoot halaman depan blog ku..........
klik aja home di browser kalau mau kembali ke halaman depan BLOGGOA....tapi kalo mau lihat postingan yang tadi klik ini aja sob.....



selamat berexperimen yach
Read Full 0 comments

Tukaran Link

Thursday, November 20, 2008
Pasang Banner anda pada form dibawah ini...!!!!caranya cukup mudah....tinggal memasukkan alamat banner kamu dan alamat blog anda maka banner anda akan terpasang secara otomatis di blog ku......
supaya hasilnya bagus sebaiknya banner yang anda masukkan berukuran 80 x 15 px.....




back to home

untuk memasang link ataw bannerku dibawah ini contoh Kode LINK dan Banner ku seilahkan copas codenya


COPY THIS CODE

RESULT

<a href="http://toejoeh124.blogspot.com/2009/05/belajar-seo-para-pemula.html" target="_new" title="....anak ALAM yang mencoba TEKNOLOGI!!!">toejoeh124</a>


<a href="http://toejoeh124.blogspot.com/2009/05/belajar-seo-para-pemula.html" target="_new" title="....anak ALAM yang mencoba TEKNOLOGI!!!"><img border="0" width="80 px" alt="Belasjar SEO Para Pemula" src="http://www.geocities.com/questanoeq/banner.jpg"/></a>



<a href="http://toejoeh124.blogspot.com" target="_new" title="....anak ALAM yang mencoba TEKNOLOGI!!!"><img border="0" src="http://www.geocities.com/questanoeq/link.gif"/></a>


Read Full 7 comments

Basic Information

Wednesday, November 12, 2008
Gender
: Male
Birthday
: 18 September


GenderBirthday:Hometown:Bekasi, IndonesiaRelationship Status:SingleReligious views:Muslim - Sunni
Read Full 0 comments

Photo of BLOGGOA

Tuesday, November 11, 2008
Read Full 1 comments

dampak PENELUSUR terhadap GOA

Penelusuran gua, sekalipun dilakukan dengan hati-hati tetap dapat membahayakan gua dan isinya. Bagaimana solusi terbaiknya? Satu rangkaian penggunaan gua oleh manusia dapat diringkas kurang lebih adalah sebagai berikut: penggunaan gua oleh masyarakat lokal - penjelajahan oleh speleologiwan - peningkatan kunjungan gua sebagai kegiatan caving rekreasi - penelitian ilmiah - penipisan sumber daya fisik dan biologi - dan akhirnya perlindungan terhadap apa yang tersisa.

Pemadatan sedimen dan pengeruhan air Rencana konservasi gua harus mempertimbangkan dampak pengunjung terhadap fauna bawah tanah. Dampak biologis dari kunjungan gua yang berulang kali, jauh lebih berbahaya daripada pengaruh fisik yang berupa pemadatan sedimen, pengotoran flowstone dan erosi. Banyak binatang gua yang binasa oleh sepatu boot penelusur gua, bahkan belakangan penelusur gua tersebut tidak mengetahui keberadaan binatang-binatang tersebut. Kunjungan berulang kali memadatkan sedimen dan menghilangkan habitat potensial dan dapat menghasilkan peningkatan aliran air serta erosi aliran-aliran kecil di turunan-turunan pada flow stone dan dripstone. Longsoran sedimen akibat dilewati oleh caver, dapat masuk kedalam air sehingga mencekik fauna yang hidup atau hidupan lain yang ada di dalam air tersebut. Sedangkan fauna aquatik ini sangat besar pengaruhnya terhadap ekosistem gua. Perhatikan!! Anggap saja bahwa tim anda sedang memasuki gua yang "perawan". Di suatu lorong yang berlumpur tebal (katakanlah lebih dari 30 cm), sehingga jalanpun susah. Dan di lumpur ini seringkali dijumpai fauna terestrial (fauna daratan), sampai berukuran milimeter. Di salah satu atau beberapa bagiannya terdapat saluran air atau parit-parit kecil. Di jalur air ini, biasanya lumpur lebih padat sehingga lebih mudah dilalui. Namun di air ini pula hampir selalu hidup fauna aquatik yang tidak dapat hidup di lumpur disekitarnya, ukurannya pun juga sangat kecil. Jalur mana yang anda pilih untuk melewati lorong ini? Jalur yang pertama kali dilewati oleh penelusur pertama, cenderung untuk diikuti oleh kunjungan berikutnya. Maka, jika anda spesialis gua "perawan", harap berhati-hati dalam menentukan jalur penelusuran!!! Masuknya Energi Tambahan Masuknya sumber energi tambahan kedalam gua adalah salah satu cara dimana caver (penelusur gua) dapat merubah ekosistem gua secara drastis atau pelan-pelan. Sementara, banyak gua yang flora atau faunanya dapat bertahan hidup karena energi yang ada di dalam gua rendah dan konstan. Sebagian lain membutuhkan energi lebih besar. Dan ini bisa terbawa masuk oleh caver. Caver dapat memanaskan lingkungan gua dengan panas tubuhnya sendiri, sehingga ini menyediakan energi tambahan dari kondisi semula. Di Gua Remouchamps, Belgia, satu rombongan wisatawan terdiri dari 87 orang, telah menaikkan suhu udara gua 1,5°C selama kunjungan lima menit (Merenne-Schoumaker 1975). Sumber energi tambahan, dapat dihasilkan dari sisa-sisa makanan caver. Disarankan bahwa setiap caver membawa lembaran plastik, dimana caver duduk diatasnya saat dia makan. Di sekitar tubuh caver akan tersebar sisa-sisa atau remah makanan - coklat, biskuit, tetesan - yang mewakili peningkatan ketersediaan energi di dalam gua. Hal-hal ini menjadi tempat yang potensial untuk kolonisasi jamur dan bakteri, atau mekanan fauna gua. Penelusur gua juga harus memilih jenis pakaian yang dikenakan. Sweaters dan jenis lain yang menghasilkan bulu tidak boleh dipakai sebagai pakaian lapis luar. Di lorong yang sempit, pakaian semacam itu akan meninggalkan serabut kecil dan bulu yang asing terhadap lingkugan gua Racun Pembuangan karbit adalah sarana yang potensial untuk membunuh fauna gua, terutama gua dengan sistem energi rendah dimana menghasilkan reaksi sisa selama beberapa minggu. Karbit kalsium bereaksi menghasilkan gas asetilene dan kapur. Dan mungkin dapat berisi unsur lain seperti sulfit dan logam tertentu. Senyawa ini dapat terlepas ke aliran gua atau air bawah tanah dan mengotorinya. Beberapa gua di Taman Nasional Sequoia dan Kings Canyon di Amerika, penelusur gua tidak boleh menggunakan lampu karbit sebagai penerangan. Disamping itu, di beberapa gua di Taman Nasional tersebut, pengujung juga dilarang membawa segala macam bentuk tembakau. Termasuk rokok, cerutu, tembakau sedot, dan tembakau kunyah Kerusakan ornamen Beberapa gua memiliki area "tidak boleh ada sepatu" yang mana melewati bentukan gua yang lembut. Kaos kaki wool dapat menyebabkan masalah yang sama di area ini dan tidak boleh dipakai sebagai lapisan terluar saat berjalan pada flowstone atau rimstone. Gua lain mungkin mengharuskan cavers harus menggunakan boot dengan sol ringan Jika melewati bagian lantai yang halus dan sensitif, jika perlu jalur dialasi dengan lembaran plastik.

Read Full 0 comments

Konservasi Goa

Gua adalah lingkungan yang unik dan rentan, untuk itu harus dikonservasi secara aktif jika mungkin dipelihara sesuai dengan kondisi aslinya. Alasan dari kerentanannya adalah bahwa membutuhkan banyak waktu untuk membentuk suatu fitur, sebuah formasi kalsit yang dirusak caver yang kikuk dapat membutuhkan waktu ribuan tahun untuk perbaikan.

Bagaimanapun, bentukan bukan satu-satunya di dalam gua yang harus dilindungi, Fauna & Flora (binatang (termasuk kelelawar), pakis, jamur, dll) cenderung sungguh jarang dan dalam beberapa kasus mungkin hanya didapati pada satu gua tau kelompok gua. Banyak gua mengandung peninggalan arkeologi, baik manusia dan tumbuhan atau fitur penting (tentu saja tambang adalah fitur sejarah itu sendiri).

Beberapa gua juga mengandung fitur penting misalnya deposit endapan. Kerusakan terhadap gua dapat dibagi menjadi dua kategori internal dan eksternal. Kerusakan eksternal adalah yang bekerja terhadap gua, oleh manusia di surface, secara langsung terhadap gua (penggempuran gua dan penggalian penambangan) atau tidak langsung dengan merusak land use (misalnya penggunulan hutan). Internal adalah kerusakan terjadi pada gua oleh penelusur gua.

Kerusakan eksternal dapat dikurangi oleh caver yang memiliki hubungan baik dengan pemilik tanah, dan dengan rasing profile dan pengetahuan tentang gua.

Kerusakan internal dapat dicegah dengan mengikuti guidaline konservas dasar, dan dengan penggunaan pengamatan yang baik dan common sence whilst moving through the cave. Konservasi tidak hanya penting di dalam gua tetapi juga diluar, harus berhati-hati untuk menanamkan 'aturan daerah' (misalnya menghindari perusakan pagar dan dinding, jangan menjatuhkan sampah (dan ambillah jika anda menemukan), keep resonably quite, jangan tutup pintu dengan mobil, dll) dan ikutilah perjanjian akses ke gua. Dengan mengikuti peraturan umum dan sederhana anda dapat menjaga gua hal, melindungi lingkungan gua yang lembut untuk generasi mendatang dan melindungi akses untuk caver jaman sekarang. Guidelines Konservasi: * Jangan pernah memasuki area yang dilarang dan melakukan observasi rute yang diberi tanda-tanda. * Jangan buang sampah (misalnya pembungkus coklat, peralatan yang rusak) * Jangan sentuh sesuatu terhadap peninggalan arkeologi atau sejarah (misalnya tulang, peralatan penambangan yang tua) * Ekstra hati-hatilah saat melihat atau memfoto bentukan dan jangan menyentuhnya * Selalu pergunakan pengaman alami jika aman dan tersedia dan jangan tambahkan bold baru jika bold yang lama masih aman dan tersedia. * Pastikan bahwa anda berperan sebagai contoh yang baik * Laporkan adanya perusakan * Jangan ganggu kelelawar (misalnya bising, atau menyorotkan sinar kepada mereka) terutama dalam musim panas (berkembang biak) dan musim dingin (hibernation). * Jangan pernah mengambil foto kelelawar karena akan mengganggunya (dan ini melanggar peraturan termasuk di UK) * Selalu ikuti syarat-syarat perijinan (dapat diperoleh dari guide dan hand book) * Orang baru atau penelusuran pelatihan harus dilakukan di gua-gua yang memiliki nilai konservasi rendah dan dengan pengaawasan yang cukup. * Kelompok penelusuran diusahakan kecil dan dipimpin oleh pemimpin yang cakap. * Hindari penggunaan lampu karbit (diusahakan) dan jangan pernah membuang karbit yang sudah dipakai. Ditulis oleh Simon Lee (dep. of Ag. & Hort.)
Read Full 1 comments

INTRODUKSI SPELEOLOGI

1. Sejarah Penelusuran Gua

  • Masa Primitif, gua dihuni oleh manusia Cro Magnon dan berlindung, kuburan dan untuk pemujaan roh leluhur
  • 1674, John Beaumont seorang ahli bedah dan ahli geologi amatir dari Samerset Inggris melakukan pencatatan laporan ilmiah penelusuran gua sumuran (potholing) yang pertama kali dan diakui oleh British Royal Society
  • 1670 - 1680, Baron Johann Valsavor dari slovenia adalah orang pertama yang melakukan deskripsi terhadap 70 gua dalam bentuk laporan ilmiah lengkap dengan komentar, sketsa dan peta sebanyak 4 jilid dengan total mencapai 2.800 halaman. Atas jasanya British Royal Society memberikan penghargaan ilmiah kepadanya
  • 1818, Kaisar Habsburg Francis I adalah orang yang pertama kali melakukan kegiatan wisata di dalam gua yaitu saat mengunjungi Gua Adelsberg (Sekarang Gua Postonja di eks Yugoslavia). Kemudian Josip Jersinovic yaitu seorang pejabat di daerah tersebut tercatat sebagai pengelola gua profesional yang pertama
  • 1838, Pengacara Franklin Gorin adalah tuan tanah yang memiliki areal dimana gua terbesar dan terpanjang di dunia yaitu Mammoth Cave di Kentucky AS. Olehnya gua tersebut dikomersialkan dan dipekerjakannya seorang mulatto bernama Stephen Bishop berumur 17 tahun sebagai budak penjaga gua tersebut. karena tugasnya tersebut Stephen Bishop dianggap sebagai Pemandu Wisata Gua Profesional (Cave Guide) pertama. Mammoth Cave sendiri terdiri dari ratusan lorong (Stephen Bishop menemukan sekitar 222 lorong) dengan panjang 300 mil hingga kini belum selesai ditelusuri dan diteliti. Tahun 1983 oleh usaha International Union of Speleology, Mammoth Cave diakui oleh PBB sebagai salah satu warisan dunia (World Herritage)
  • 1866-1888, pada masa ini diakui sebagai saat lahirnya Ilmu Speleologi yang dipelopori oleh Edouard Alfred Martel (1859-1938)berkat usaha kerasnya selama 5 yang diakui sebagai Bapak Speleologi Dunia. Semua ini tahun dalam suatu Kampanye Penelusuran Gua yang berisi metoda yang menggabungkan bidang Ilmu Riset Dasar dalam eksplorasi gua sehingga dapat dilakukan suatu penelitian yang Multi disipliner dan Interdisipliner. Metoda tersebut diakui oleh para ahli sebagi cara yang paling tepat, konstruktif dan efisien dalam meneliti lingkungan gua. Bahkan tata cara tersebut dianggap sebagai pokok penerapan disiplin, tata tertib, etika dan moral kegiatan Speleologi Modern pada masa sekarang.

2. Speleologi Modern dan Perkembangannya di Indonesia

Speleologi berasal dari kata Spelaion (Gua) dan Logos (Ilmu) dalam bahasa Yunani. Arti umumnya adalah Ilmu Mengenal Gua namun secara khusus diartikan sebagai Ilmu Riset Dasar yang mempelajari lingkungan gua dan aspek ilmiah yang ada di dalamnya. Bidang ini menyangkut banyak cabang ilmiah dari bidang sains yang lain seperti Biologi (mikrobiologi), Geologi, Kimia, Meteorologi, Anthropologi, Arkeologi, Minerologi, Sedimentologi juga bidang ilmu yang bersifat sosial seperti Ilmu Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Sejarah, Turisme bahkan Mistik dan Legenda.

Di Indonesia baru ada pada pertengahan dekade 70-an. Diperkenalkan oleh dr. Robby Ko King Tjoen DV. melalui media massa. Tahun 1979 bersama Norman Edwin (Alm.) mendirikan SPECAVINA club Caving pertama di Indonesia. Setelah bubar pada awal dekade 80-an maka pada Tanggal 23 Mei 1983 dr. Robby mendirikan HIKESPI (Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia) yang mendapat pengakuan Internasional dengan terdaftar di UIS (Union Internationale de Speleologie - anggota Kelompok F UNESCO) dengan nama FINSPAC (Federation of Indonesian Speleological Activities). Dan dari Pemerintah RI (terdaftar di LIPI sebagai organisasi afiliasi profesi ilmiah) sebagai satu-satunya organisasi yang mewadahi semua kegiatan speleologi di Indonesia secara resmi.

3. Macam dan Fungsi Gua

Pengertian gua adalah "suatu lorong bentukan alamiah di bawah tanah yang bisa dilalui oleh manusia, yang hanya bisa dilalui hewan saja disebut gua mikro". Dalam hal ini yang dimaksud adalah gua alam, namun ada juga gua buatan manusia seperti tempat perlindungan perang dan lain-lain. Gua alam dibagi dalam beberapa jenis berdasarkan letak dan batuan pembentuknya, yaitu :

  • Gua lava : terbentuk akibat pergeseran permukaan tanah akibat gejala keaktifan vulkanologi, biasanya sangat rapuh karena terbentuk dari batuan muda (endapan lahar) dan tidak memiliki ornamen batuan yang khas
  • Gua litoral : sesuai namanya terdapat di daerah pantai, palung laut ataupun di tebing muara sungai, terbentuk akibat terpaan air laut (abrasi)
  • Gua batu gamping (karst) : adalah fenomena bentukan gua terbesar (70% dari seluruh gua di dunia). Terbentuk akibat terjadinya peristiwa karst (pelarutan batuan kapur akibat aktifitas air) sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukan batuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan pelarutan gamping. Diperkirakan wilayah sebaran karst Indonesia adalah yang terbesar di dunia
  • Gua pasir, gua batu halit, gua es dsb. : adalah bentukan gua yang sangat jarang dijumpai di dunia, hanya meliputi 5% dari seluruh jumlah gua di dunia.

Fungsi gua :

  • Tempat berlindung (primitif) manusia dan hewan
  • Tempat penambangan mineral (kalsit/gamping, guano) - tempat perburuan (walet, sriti, kelelawar)
  • Obyek wisata alam bebas dan minat khusus
  • Obyek sosial budaya (legenda, mistik) - gudang air tanah potensial sepanjang tahun
  • Laboratorium ilmiah yang peka, lengkap dan langka
  • Indikator perubahan lingkungan paling sensitif
  • Fasilitas penyangga mikro ekosistem yang sangat peka dan vital bagi kehidupan makro ekosistem di luar gua.

4. Apakah Speleologi Itu ?

Pengertian Kata Speleologi adalah Ilmu mengenai gua atau ilmu yang mempelajari tentang lingkungan gua dan membahas berbagai aspek fisik dan biologisnya. Sedang caving adalah kegiatan penelusuran gua. Secara umum menurut ketentuan internasional, setiap kegiatan penelusuran gua harus mempunyai tujuan ilmiah dan konservasi (berlaku untuk gua alam bebas). Sedangkan bila untuk tujuan wisata maka hanya diperkenankan pada gua-gua khusus yang telah dibuka sebagai obyek wisata dan telah dikelola secara profesional, lintas sektoral dan terpadu.

5. Etika Penelusuran Gua

    • Jangan MENGAMBIL sesuatu, kecuali mengambil GAMBAR
    • Jangan MENINGGALKAN sesuatu, kecuali meninggalkan JEJAK
    • Jangan MEMBUNUH sesuatu, kecuali membunuh WAKTU
  • Bertindak WAJAR
    • Tidak sok pamer atau menutup-nutupi kepandaian (merasa minder atau malu)
    • Jika tidak sanggup maka tidak memaksakan kehendaknya
  • Tunjukkan RESPEK Kepada Sesama Penelusur Gua
    • Tidak menggunakan peralatan atau bahan-bahan yang disediakan oleh rombongan lain tanpa persetujuan
    • Membahayakan penelusur gua yang lain, misalnya :
      • Mengambil atau memutuskan tali yang terpasang
      • Memindahkan peralatan ketempat lain
      • Menimpuk batu jika ada penelusur lain didalam gua
    • Menghasut penduduk disekitar gua agar menghalang-halangi atau melarang rombongan lain masuk gua karena tidak satu orang/kelompok pun boleh merasa memiliki kekuasaan/hak terhadap sebuah gua bahkan bila dia itu seorang ahli yang menemukan gua tersebut pertama kali kecuali pemilik tanah di mana gua itu berada
    • Jangan melakukan penelitian yang sama jika ada rombongan penelusur lain yang sedang mengerjakannya DAN BELUM DIPUBLIKASIKAN (kecuali mendapatkan ijin)
    • Jangan gegabah sebagai penemu sesuatu sebelum mendapat konfirmasi dari kelompok2 resmi yang lain
    • Jangan melaporkan hal-hal yang tidak benar demi sensasi atau ambisi pribadi
    • Setiap usaha penelusuran gua adalah USAHA BERSAMA dan hasil publikasi tidak boleh menonjolkan DIRI SENDIRI tanpa mengingat jasa SESAMA PENELUSUR
    • Jangan menjelek-jelekkan penelusur lain dalam publikasi walau penelusur itu mungkin melakukan hal-hal yang bersifat negatif. Setiap publikasi negatif tentang sesama penelusur maka akan memberikan gambaran negatif terhadap semua penelusur gua.

5. Kewajiban

  • Konservasi lingkungan gua harus menjadi TUJUAN UTAMA kegiatan Speleologi dan dilaksanakan sebaik-baiknya oleh SETIAP PENELUSUR
  • Membersihkan gua serta lingkungannya, menjadi kewajiban pertama para penelusur
  • Apabila sesama penelusur gua membutuhkan pertolongan darurat para penelusur gua wajib memberikan pertolongan itu
  • Setiap penelusur gua wajib menaruh respek terhadap penduduk sekitar gua. Minta ijin seperlunya, bila mungkin secara tertulis kepada yang berwenang, tidak membuat onar atau melakukan tindakan-tindakan yang melanggar ketenteraman dan menyinggung perasaaan panduduk. Jangan merusak pagar, tanaman penduduk atau menganggu hewan milik penduduk. Sedapat mungkin menghormati dan mematuhi larangan2 yang diberikan pemuka masyarakat setempat berkaitan dengan gua yang akan ditelusuri demi menjaga martabat kepercayaan setempat
  • Bila meminta ijin dari instansi resmi yang berwenang, maka harus dirasakan sebagai kewajiban untuk membuat laporan dan menyerahkan hasilnya pada instansi tersebut. Apabila meminta nasihat pada penelusur atau seorang lainnya, maka wajib pula menyerahkan laporan kepada kelompok penelusur atau penasehat perseorangan itu
  • Bagian-bagian yang berbahaya dalam suatu gua wajib diberitahukan kepada kelompok penelusur lain, apabila anda mengetahui adanya tempat-tempat yang berbahaya
  • Sesuai dengan pandangan NSS dari USA, dilarang memamerkan benda-benda mati atau hidup didalam gua untuk lingkungan NON penelusur gua dan NON Speleologi. Hal ini untuk menghindari dorongan kuat yang hampir pasti timbul, untuk ikut mengambil benda-benda itu guna koleksi pribadi atau untuk melakukan penelusuran gua tanpa pengetahuan teknis dan ilmiah yang cukup. Bila perlu hanya di pamerkan dalam bentuk foto2 tanpa menyebutkan lokasi
  • NSS juga tidak menganjurkan usaha mempublikasikan penemuan2 di dalam gua atau lokasi dari gua sebelum diyakini betul adanya pelestarian oleh yang berwenang, yang memadai. Perusakan lingkungan gua oleh orang awam menjadi tanggung jawab si penulis berita, apabila mereka mengunjungi gua2 itu sebagai akibat publikasi dalam media massa
  • Setiap terjadi musibah diwajibkan untuk di laporkan kepada sesama penelusur melalui media Speologi yang ada, hal ini perlu supaya jenis musibah yang sama dapat dihindari
  • Menjadi kewajiban mutlak bagi penelusur gua untuk memberitahukan kepada rekan-rekan terdekat lokasi mana akan pergi dan kapan ia akan diharapkan pulang. Di tempat lokasi gua, para penelusur wajib memberitahukan penduduk nama dan alamat para penelusur dan kapan diharapkan selesai menelusuri gua. Wajib memberitahukan penduduk siapa yang harus dihubungi, apabila penelusur belum keluar dari gua sesuai dengan waktu yang direncanakan
  • Para penelusur wajib memperhatikan keadaan cuaca. Wajib meneliti apakah ada bahaya banjir didalam gua waktu turun hujan lebat dan meneliti lokasi2 mana di dalam gua yang dapat dipergunakan untuk tempat menghindar dari banjir
  • Dalam setiap musibah setiap penelusur wajib bertindak dengan tenang tanpa panik dan wajib patuh pada instruksi pemimpin penelusuran
  • Setiap penelusur dianjurkan untuk melengkapi dirinya dengan peralatan dasar, untuk kegiatan yang lebih sulit digunakan peralatan yang memenuhi syarat dan ia wajib mempunyai pengetahuan tentang penggunaan peralatan itu
  • Setiap penelusur wajib melatih diri dalam berbagai keterampilan gerak penelusuran gua dan keterampilan menggunakan peralatan sekalipun dalam waktu2 non aktif
  • Setiap penelusur gua wajib membaca berbagai publikasi mengenai gua dan lingkungannya agar pengetahuan tentang Speleologi tetap berkembang, bagi yang mampu melakukan penyelidikan atau opservasi ilmiah diwajibkan melakukan publikasi agar sesama penelusur dapat menarik manfaat dari makalah2 itu.

6. Bahaya-bahaya

Survival dalam caving tidaklah dimungkinkan, oleh karena itu kecelakaan di dalam gua selalu berakibat fatal. Karena dilakukan dalam keadaan gelap total maka tingkat kesulitan dan resiko setiap aktifitas adalah 2 kali lipat daripada di luar gua. Apalagi di Indonesia belum ada (belum mampu) membentuk suatu tim rescue (SAR) gua baik secara lokal maupun nasional walaupun telah banyak gua dibuka sebagai obyek wisata. Di luar negeri fasilitas SAR adalah sarana mutlak bagi penyelenggaraan suatu obyek wisata gua.

NSS USA menyebutkan usia minimum penelusur gua (profesional dan amatir) adalah 20 tahun sebagai batas psikologis (kecuali beberapa gua wisata khusus mengijinkan siswa SD masuk). Alasan utamanya karena 90% kejadian kecelakaan menimpa mereka dengan klasifikasi "Young (Teenager) Male Unafiliated Novice" (Remaja/anak laki-laki belasan tahun yang tidak terlatih dan tidak terdaftar pada kelompok speleologi resmi). Namun di Indonesia tidak ada ketentuan batasan umur, bahkan di daerah tertentu seperti di Karang Bolong Jawa Barat remaja belasan tahun telah memasuki gua untuk menambang kapur atau sarang burung walet dengan peralatan tradisional. Maka jelas sekali bahwa kestabilan emosional dan keterlatihan/keterampilan yang memadai adalah syarat utama keselamatan penelusuran. Bahkan secara internasional syarat keterampilan ini seharusnya dinyatakan dalam bentuk sertifikasi yang dikeluarkan melalui kursus / pelatihan resmi oleh Federasi Speleologi setempat (di Indonesia adalah HIKESPI).

Oleh karena itu tidaklah berlebihan apabila kalangan penelusuran gua memiliki motto keselamatan "SEDIA PAYUNG SEBELUM MENDUNG" sehingga tidak cukup bersiaga dikala ada gejala bahaya namun justru jauh sebelum itu. Maka estimasi perubahan situasi harus senantiasa diperhatikan. Tingginya jam terbang, pengetahuan, keterampilan dan senioritas tidak cukup dijadikan patokan keamanan karena apa yang bakal dihadapi di dalam gua tidak seorangpun dapat memastikan. Etika pencegahan kecelakaan adalah :

  • Tidak memaksakan menelusuri gua bila badan kurang sehat
  • Keterampilan kurang terutama pada gua vertikal
  • Peralatan tidak lengkap, kurang terawat dan sudah uzur
  • Kesiapan mental kurang (sedang patah hati atau stress)
  • Anggota terlemah adalah patokan standar penelusuran, apabila anggota terlemah mengalami gangguan maka saat itu juga penelusuran harus dihentikan tanpa dapat ditawar lagi
  • Jumlah anggota kelompok tidak kurang dari 4 orang
  • Jangan masuk gua di musim hujan, seorang penelusur gua pada masa ini biasanya cuti kegiatan dan hanya diisi dengan latihan ringan atau memperdalam pengetahuan
  • Mintalah ijin kepada orang tua dan aparat daerah setempat dan instansi terkait sekaligus berpamitan dengan sejujurnya tentang tujuan dan lokasi kegiatan, perhatikan dengan cermat serta patuhi segala wejangan atau nasihat mereka
  • Tinggalkanlah pesan sebagai berikut :
    • Hari, tanggal
    • Nama pemimpin kelompok, alamat, no. telepon
    • Nama, alamat, telepon anggota lain
    • Tujuan memasuki gua : ILMIAH/OLAH RAGA/WISATA
    • Nama gua, lokasi : (dukuh, desa, kecamatan, kabupaten) - Mulai masuk gua pukul, rencana keluar pukul APABILA SAMPAI PUKUL ..... BELUM KELUAR GUA MAKA MUNGKIN TELAH TERJADI KECELAKAAN MAKA HARAP SEGERA MELAPOR KEPA- DA LURAH, POLISI DAN MEMINTA BANTUAN DENGAN MENGHUBUNGI: - NAMA, ALAMAT, NOMER TELEPON - NAMA, ALAMAT, NOMER TELEPON SEGALA PERONGKOSAN/UANG YANG DIPERLUKAN UNTUK MENERUSKAN BERITA INI AKAN DIGANTI DUA KALI LIPAT. TERIMA KASIH.

Formulir ini diberikan kepada pejabat dan instansi berwenang setempat dan ditempel di kaca mobil.

Macam-macam bahaya :

  • Terjatuh, seringkali akibat kesalahan estimasi terhadap jarak (distorsi) karena gelap. Melompat adalah hal yang haram dalam kegiatan penelusuran gua
  • Kekurangan oksigen dan gas beracun, lorong penuh kelelawar atau tumpukan guano, banyak terdapat akar pohon menjulur, tidak berair, berbau belerang dan pengap harus dihindari karena penuh dengan kandungan gas beracun seperti CO dan HS. Tanda-tanda umum kurangnya oksigen atau serangan gas racun biasanya terjadi pening dan halusinasi
  • Keruntuhan atap dan meledak, adalah kejadian tak terduga yang tidak dapat dihindari bisa diakibatkan gempa bumi atau ledakan dalam gua (jangan membuang sisa karbit dalam gua atau masuk ke lorong penuh guano dengan lampu karbit). Untuk menghindarinya perhatikan apakah lokasi tersebut merupakan bekas penambangan kapur atau dekat dengan lokasi peledakan dinamit sebuah proyek
  • Banjir, bisa dideteksi bila terdengar suara gemuruh dalam lorong, air sungai yang terasa hangat dan terlihat sampah hanyut dalam aliran air. Perhatikan batas air di dinding sehingga dapat diperkirakan ketinggian air saat banjir, tentukan juga sebuah lokasi atau cekungan di atas batas banjir sebagai tempat berlindung darurat bila terjebak banjir
  • Hewan berbisa, walaupun menurut pakar biospeleologi mereka ini hidup di daerah mulut gua sampai 100 m. ke dalam namun bisa saja hewan seperti ular ditemui jauh di dalam gua karena terhanyut aliran air atau terperosok ke dalam dari atap atau ventilasi gua. Hindarilah cekungan dan lobang di sekitar mulut gua karena di tempat itu mereka bersarang. Bahaya lain adalah gigitan atau kelelawar dapat mengakibatkan rabies, kotorannya (guano) menyebabkan histoplasmosis (penyakit jalan pernafasan seperti TBC). namun umumnya hewan gua tidak mengganggu
  • Eksposure, hipotermia dan dehidrasi sangat mungkin terjadi akibat terpaan angin kencang dari aven (ventilasi gua atau jendela karst), baju yang basah karena berendam terlalu lama dalam air gua. Dehidrasi dapat dihindari dengan jalan minum sebelum haus (ingat sedia payung sebelum mendung) karena minum di saat haus datang berarti sudah sangat terlambat karena lebih dari 25% cairan tubuh telah lenyap, ingat penguapan cairan dan panas tubuh dalam gua terjadi sangat cepat tanpa terasa (bahkan dapat dilihat dengan jelas uap air yang keluar dari tubuh bila dilihat dengan sorot lampu)
  • Kegagalan peralatan, kelengkapan dan kecanggihan peralatan bukan jaminan apabila tidak diikuti dengan perawatan dan pengetesan rutin
  • Bahaya terbesar bagi penelusur gua 99% justru adalah di jalan raya, kelelahan akibat padatnya jadwal penelusuran mengurangi konsentrasi pada saat mengemudi. Jalan terbaik sewalah pengemudi profesional yang tidak terlibat dalam tim sebagai tenaga penunjang mobilitas.
dari berbagai sumber
Read Full 0 comments

Peralatan Penelusuran Gua

Sunday, November 09, 2008

Peralatan dalam penelusuran gua sangat penting bagi keamanan penelusur itu sendiri, karena dengan peralatan itulah penelusuran dapat dilakukan dengan baik. peralatan itu dapat dibagi menjadi dua katagori :

A. Perlengkapan pribadi :

  • Lampu, syaratnya harus bisa ditempelkan pada helm. Helm, diusahakan yang tidak mudah pecah. Jika ternyata pecah tidak akan melukai kepala.
  • Coverall (Werkpak), dengan warna yang menyolok.
  • Sarung tangan, sebaiknya dari kulit yang lemas atau karet.
  • Sepatu, usahakan yang tinggi sehingga dapat melindungi dari gigitan binatang berbisa atau terkilirnya pergelangan kaki.
  • Sumber cahaya cadangan, bisa berupa lilin senter korek api.
  • Peluit, sebagai alat komunikasi darurat.

Perlengkapan tersebut hanya dapat dipergunakan untuk gua Horisontal (datar), atau gua yang agak rumit hingga memerlukan keterampilan untuk mendaki dan menuruni secara bebas tanpa peralatan (Free Climbing).

Perlengkapan pribadi ini harus diperluas apabila hendak melakukan penelusuran dalam jangka waktu yang lama, banyak terdapat air dan banyak memiliki lorong. Alat-alat yang perlu ditambah yaitu :

  • Tempat air minum, dibutuhkan bila penelusuran lebih dari 3 jam, dapat pula untuk mengisi tabung karbit.
  • Makanan, harap dibawa jika menelusuri gua lebih dari 6 jam.
  • Pakaian, yang kering luar dan dalam.
  • Pelampung, untuk berenang.
  • Masker hidung, ini terutama digunakan untuk gua yang banyak Guano-nya (penyebab sakit paru-paru).
  • Alat tulis kedap air, untuk penelusuran yang rumit dan jauh sebagai catatan perjalanan dan untuk keperluan pemetaan.
  • Peralatan pemetaan, klinometer, rollmeter, kompas prisma, altimeter, barometer, thermometer dan tripod.
  • Alat penunjuk jalan, alat ini bisa berupa bendera, benang dll. dipergunakan untuk gua yang banyak lorongnya.
  • Jam tangan kedap air, penunjuk waktu yang akurat sangat penting dalam penelusuran.
  • Alat fotografi, untuk keperluan dokumentasi diperlukan kamera SLR, lampu kilat minimum 2 unit, aneka lensa filter, lensa zoom, shutter release, tripod dan bila ada kamera tahan air.

Untuk melakukan eksplorasi gua vertikal atau sumuran, tentunya peralatan tersebut diatas tidak memadai. Untuk keperluan tersebut dikenal suatu cara yang disebut SRT (Single Rope Technique) atau teknik menaiki dan menuruni tali tunggal, maka kita harus melengkapi dengan alat lainnya yaitu :

  • Sit Harnes (dada), tali pengaman dada.
  • Harnes duduk, tali pengaman/tambatan pinggang
  • Buntut sapi (Cow's Tails) atau tali pengaman darurat.
  • Maillon Rapide (Delta), penyambung harnes dan tempat mengait alat.
  • Croll (Chest Jammer) alat menaiki tali.
  • Hand Jammer, alat menaiki tali.
  • Decender, alat untuk menuruni tali.
  • Tali prusik, 2 pasang.
  • Webbing, tali pita.

B. Perlengkapan kolektif :

Peralatan ini sangat dibutuhkan untuk kegiatan bersama (beregu) dan harus ada seseorang yang bertanggung jawab pada peralatan tersebut. Pemeliharaan barang kolektif ini sebaiknya dilakukan bersama dan dapat juga ditugaskan kepada satu orang. Sebaiknya yang memelihara alat tersebut diserahkan pada orang yang mengerti pada peralatan tersebut, jangan diberikan pada pemula karena sensitifnya peralatan. Namun adakalanya kecenderungan dalam suatu organisasi untuk melimpahkan tanggung jawab tersebut pada pemula, dalam hal ini sangatlah tidak tepat.

  • Tali, dalam hal ini mutlak diperlukan dalam kegiatan penelusuran gua vertikal. Alat ini sangat sensitif dan nyawa penelusur bergantung pada kualitas dan cara pemeliharaannya. Untuk penelusuran dipergunakan tali statik atau tali Speleo dan diperlukan yang berdiameter 9 - 11 mili. Untuk panjang tali disesuaikan dengan kebutuhan.
  • Tangga kawat baja, sangat fleksibel dalam penggunaannya dan mudah dibawa. Sangat aman untuk melintasi air terjun terurtama jika rombongan sebagian besar kurang mampu menggunakan peralatan SRT. Tiap penggunaan tangga baja ini harus menggunakan pengaman (Safty line) tali dinamis.
  • Tas besar (speleo bag), untuk tempat tali atau peralatan yang lainnya.
  • Perahu karet, untuk mengarungi sungai atau danau.
  • Pulley, sering disebut dengan katrol dan bermanfaat untuk Rescue.
Read Full 0 comments

Etika Penelusuran Goa

Menelusuri gua dapat dikerjakan untuk olah raga maupun untuk tujuan ilmiah. Namun kedua kategori penelusur gua wajib menjunjung tinggi ETIKA dan KEWAJIBAN kegiatan penelusur gua ini agar lingkungan tidak rusak, agar para penelusur gua ini agar lingkungan tidak rusak, agar para penelusur sadar akan bahaya-bahaya kegiatan ini dan mampu mencegah terjadinya musibah dan agar si penelusur sadar akan kewajibannya terhadap sesama penelusur dan masyarakat disekitar lokasi gua-gua. Kemahiran teknik saja TIDAK CUKUP untuk menganggap dirinya mampu dan pantas melakukan kegiatan penelusuran gua.

Seorang pemula atau yang sudah berpengalaman sekalipun harus memenuhi ETIKA dan KEWAJIBAN penelusuran gua.

ETIKA

Sejak semula harus disadari bahwa seorang penelusur gua DAPAT merusak gua, karena membawa kuman, jamur, dan virus asing ke dalam gua yang lingkungannya masih murni, tidak tercemar. Penelusuran gua akan merusak gua apabila meninggalkan kotoran berupa sampah, sisa karbit, puntung rokok, sisa makanan, batu baterai mati, kantong plastik, botol/kaleng minuman dan makanan dalam gua.

MEMBUANG benda-benda tersebut di atas adalah LARANGAN MUTLAK juga dilarang corat-coret gua dengan benda apapun juga.

Karenanya ikutilah Motto :

“jangan mengambil sesuatu……… kecuali mengambil potret”

“jangan meninggalkan sesuatu ….. kecuali meninggalkan jejak”

“jangan membunuh sesuatu ……… kecuali membunuh waktu”

Gua adalah bentukan alam yang terbentuk dalam kurun waktu ribuan tahun. Setiap usaha merusak gua mendatangkan kerugian yang tidak dapat di tebus. Karenanya jangan merusak gua, mengambil atau memindahkan sesuatu di dalam gua tanpa tujuan jelas yang dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk tuuan ilmiah sekalipun harus diusahakan pengambilan specimen secara cermat, terbatas dan selektif. Itupun setelah diyakini, bahwa belum tersedia specimen yang sama di dalam laporan atau museum dan belum diambil specimen yang sama oleh ahli speleologi lainnya.

Menelusuri dan meneliti gua harus dilakukan dengan penuh RESPEK, tanpa mengganggu, mengusir, merusak/mengambil isi gua, baik yang berupa benda mati atau yang hidup.

Menelusuri gua harus disertai kendaraan, bahwa kesanggupan dan ketrampilan pribadi TIDAK USAH DIPAMERKAN. Sebaliknya ketidakmampuan tidak perlu ditutupi oleh karena rasa malu. Bertindaklah sewajar-wajarnya, tanpa membohongi diri sendiri dan orang lain. Apabila tidak sanggup, tetapi dipaksakan maka hal ini akan membawa akibat buruk yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Adalah melanggar ETIKA untuk memandang rendah ketrampilan serta kesanggupan sesama penelusur. Juga melanggar etika bila memaksakan diri dilakukan tindakan di luar kemampuan teknis juga apabila belum siap mental dan kesehatan tidak memadai.

Tunjukkan RESPEK terhadap penelusur gua dengan cara :

- Tidak menggunakan bahan-bahan atau peralatan yang disediakan oleh rombongan lain tanpa persetujuan mereka. Jangan membahayakan para penelusur lain, misalnya menimpukkan batu ketika ada penelusur lain di dalam gua, mengambil atau memutuskan tali yang sedang terpasang, memindahkan tangga atau alat-alat lain yang dipasang pemakai, penelusur lain.

- Menghasut penduduk di sekitar gua untuk melarang atau menghalangi rombongan lain memasuki gua, karena tidak ada satupun gua di bumi ini milik perseorangan kecuali apabila gua itu telah dibeli oleh yang bersangkutan. Untuk tujuan ilmiahpun, setiap gua harus dapt diteliti setelah menempuh prosedur yang berlaku.

- Jangan gegabah menganggap anda penemu sesuatu, kalau anda yakin betul, bahwa tidak ada orang lain yang menemukannya pula.

- Jangan melaporkan hal-hal yang tidak benar demi sensasi atau ambisi pribadi, karena hal ini berarti membohongi diri sendiri dan dunia ilmu speleologi khususnya.

- Setiap usaha penelusuran gua ialah USAHA BERSAMA. Bukan usaha yang dicapai sendiri. Karena setiap publikasi dari hasil penelusuran gua tidak boleh menonjolkan prestasi pribadi tanpa mengingat jasa sesama penelusur.

- Jangan menjelek-jelekkan nama sesama penelusur dalam suatu publikasi walaupun si penelusur itu mungkin berbuat hal-hal negatif secara sadar atau tidak sadar. Setiap publikasi negatif tentang sesama penelusur akan memberikan gambaran negatif terhadap semua penelusur gua.

- Jangan melakukan penelitian yang sama apabila ada rombongan lain yang sedang mengerjakan DAN BELUM MEMPUBLIKASIKANNYA.

BAHAYA-BAHAYA PENELUSURAN GUA

Bahaya-bahaya penelusuran gua secara sudut pandangnya dapat dibedakan menjadi dua :

A. Antroposentrisme, meninjau sudut pandang bahaya penelusuran gua terahadap penelusur gua, biasanya

terjadi akibat kealpaan atau kecerobohan penelusur gua itu sendiri.

B. Speleosentrisme, meninjau dari sudut pandang bahaya penelusuran gua terhadap gua itu sendiri, dari

Tindakan-tindakan para penelusur gua.

Bahaya-bahaya dari sudut pandang Antrosentrisme :

1. Terpeleset/terjatuh dengan akibat fatal, atau gegar otak, terkilir, terluka, patah tulang dsb. Hal ini paling sering terjadi, antara lain karena : penelusur terburu-buru meloncat, salah menduga jarak dan sebagainya.

2. Kepala terantuk atap gua/stalaktit/bentukan gua lainnya. Akibatnya : luka memar, luka berdarah, gegar otak. Wajib pakai helm.

3. Tersesat. Terutama bila lorong bercabang-bertingkat dan daya orientasi pemimpin regu penelusur kurang baik. Karenanya setiap penelusuran wajib dilakukan dengan penuh perhatian oleh setiap penelusur. Bentuk lorong yang telah dilewati, dibelakang pungung harus diperhatikan secara periodik, karena saat kembali pasti berbeda dengan saat pergi. Pada setiap percabangan ditinggalkan tanda yang mudah dikenal dan tidak merusak lingkungan (misalnya tumpukan batu, atau kertas berwarna dan berefleksi bila terkena sorotan lampu (fluorensensi) yang mudah diangkat kembali). Hal ini tambah penting, apabila kecuali bercabang gua bertingkat banyak.

4. Tenggelam. Terutama apabila nekat memasuki gua pada musim hujan tanpa mempelajari topografi dan hidrologi karst maupun sifat sungai di bawah tanah. Bahaya semakin nyata kalau harus melewati air terjun atau jeram deras. Apalagi kalau harus melakukan penyelamatan bebas tanpa alat dan penelusur kurang mahir berenang/menyelam. Jangan lupa membawa pelampung dan sumber cahaya kedap air. Mengarungi sungai yang dalam, harus pakai tali pengaman dengan lintasan tepat.

5. Kedinginan (Hipotermia). Hal ini terutama bila lokasi gua jauh di atas permukaan laut, penelusur beberapa jam terendam air, dan adanya angin kencang yang berhembus dalam lorong tersebut. Diperberat apabila penelusur lelah, lapar, tidak pakai pakaian memadai. Karenanya harus tepat mengetahui lokasi mulut gua dan lorong-lorong ketinggiannya di atas permukaan laut (diukur pakai altimeter), suhu air dan udara dalam gua. Harus pula masuk gua dalam keadaan fisik sehat, cukup makan dan bawa makanan cadangan bergizi tinggi.

6. Dehidrasi. Kekurangan cairan. Hal ini sudah merupakan bahan penelitian cermat di Perancis. Hampir senantiasa bila sudah timbul rasa haus, sudah ada gejala dehidrasi. Karenanya sudah menjadi suatu kewajiban yang tidak dapat ditawar lagi, bahwa sebelum memasuki gua, setiap penelusur harus minum secukupnya. Cairan paling tepat untuk menghindari dehidrasi ialah larutan oralit atau garam anti diare.

7. Keruntuhan atap atau dinding gua. Ini memang nasib sial, tetapi sudah cukup sering terajdi di luar negeri menaiki tebing dengan andalan pada paku tebing yang dindingnya rapuh. Atau bila kebetulah terjadi gempa bumi. Karenanya wajib mempelajari dan memperbaiki sifat batu-batuan dinding dan atap gua. Runtuhan atap yang berserakan bukan berarti gua itu rapuh, karenamungkin saja atap itu sudah puluhan tahun yang lalu runtuh, tetapi penelusur wajib memperhatikan apakah lapisan-lapisan batu gamping yang menunjang atap itu kuat atau sudah terlihat terlepas.

8. Radiasi dalam gua. Hal ini belum diperhatikan sama sekali di Indonesia, padahal di luar negeri sudah merupakan bahaya nyata. Terutama akibat gas radioaktif radon dan turunannya. Penelusur yang sering memasuki gua yang bergas radon ini dapat menyerap secara akumulatif gas ini ke dalam paru-parunya, dan terbukti, apabila penelusur gemar merokok, maka bahaya menderita kanker paru-paru akan berlipat ganda. Itu sebabnya sangat dicela penghisap rokok menjadi penelusur gua. Merokok dalam gua dilarang mutlak karenameracuni udara gua dan paru-paru penelusur lainnya yang tidak merokok.

Sumber : Dari berbagai sumber

Read Full 2 comments
 
Labels

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Followers

Reccent Comments

© Free News Template Copyright by BLOGGOA | Template by Fanchon0706 | Blog Trick at BLOGGOA