Tuesday, February 17, 2009

Prinsip Umum Pemetaan Goa

Jika survai/ pemetaan gua dilakukan sendirian, hal ini berarti sama sekali tidak ada kesempatan untuk melakukan hal yang terbaik, maka untuk itu harus membutuhkan bantuan dari orang lain. Sehingga kegiatan survai seharusnya dilakukan oleh sebuah tim yang terlatih. Tim survai harus tidak kurang dari dua orang, biasanya tiga atau empat orang. Kelompok yang berjumlah tiga orang dapat dibagi perkerjaan sebagai berikut: satu orang bertugas pada pembacaan instrumen, orang kedua (tulisan paling rapi dan paling artistik) untuk merekam gambar dan membuat skets, orang ketiga membawa ujung pita ukur dan berfungsi sebagai general factotum. Ada tiga jenis pekerjaan lapangan: 1) pengukuran centre line survai, 2) merekam penampang, detail bentuk lorong, dll, dan 3) detail permukaan diatas gua. Alternatifnya, jika surveyor mempunyai seorang pembantu, seorang membawa ujung pita, sementara yang lainnya membaca instrumen dan menyelesaikan berbagai tugas yang diperlukan. Sebelum mulai perjalanan survai, surveyor harus memastikan bahwa tiap asisten mengetahui apa yang diharapkannya dari mereka, dan bagaimana mengerjakannya. Apakah seorang pembaca instrumen telah akrab dengan alatnya dan apakah dia mengerti persis macam apa saja yang diharapkan pada tiap pembacaan? Apakah semua anggota kelompok mengerti pembicaraan yang digunakan untuk batasan istilah 'kiri', 'belakang' dll? Perhatian terhadap hal-hal kecil seperti ini akan menghindarkan diri dari kegagalan dan kesalahan. Lembar rekaman survey Metode untuk merekam informasi di dalam gua, tergantung pada selera dan pengalaman. Tiap surveyor akan mencari cara dengan metodenya sendiri. Hal ini menyebabkan penggunaan buku catatan lebih disukai (Brook, 1970) tetapi secara umum lebih baik menggunakan lay out berbentuk tabel pada lembaran kertas bebas. Dalam bentuk ini, jika ada kehilangan data dengan mudah diketahui dan tidak ada keraguan mengenai tiap bentuk data. Lembar-lembar lepas dapat tertukar pada saat basah atau berlumpur. Ada satu contoh lembar rekaman yang layak untuk digunakan untuk setiap tipe survey, namun terkadang untuk survey yang lebih sederhana, beberapa kolom tidak diperlukan. Paling tidak separuh halaman lembar harus dibiarkan kosong untuk skets dan catatan, dan sekitar 6 stasiun pada halaman adalah jumlah yang cukup. Ada surveyor yang menggunakan satu lembar tiap satu tahap survey, tetapi hal ini boros kertas dan akan kehilangan skets yang menerus. Center Line Rangka dari garis survey merupakan pengambilan data pengukuran sepanjang garis menerus gua. Tiap satu garis antar stasiun survey disebut dengan LEG. Tiap leg diukur: panjang, arah dan perubahan tinggi, sehingga menjadi bentuk kerja pengukuran pita ukur,kompas dan clinometer. (Clinometer adalah pengukuran sudut kemiringan sepanjang leg; perubahan tinggi dihitung dari sudut itu dan jarak). Ada dua metode dasar pembacaan yang dapat dipakai: The Forward Method, dan Leap Frog Method. Dari dua metode tersebut, metode leapfrog lebih akurat dan juga lebih cepat, jadi metode ini dianjurkan dipakai bila kondisi memungkinkan. Pada kenyataannya, lebih cenderung disukai untuk pembacaan berderet pada arah yang sama, bahkan sekalipun pada saat sedang menggunakan dasar leap frog method. Survey pada centre line harus sangat akurat dan semua data yang diambil juga harus seakurat mungkin. Pada waktu mengerjakan survey yang akurat, tim dengan tiga orang akan bekerja dengan cara: Target disiapkan pada stasiun pertama dan tapeman berdiri di sana membawa ujung pita ukur sementara dua yang lainnya bergerak sepanjang lorong untuk memilih tempat yang menjadi stasiun kedua, membuka gulungan pita kemana mereka pergi. Stasiun ujung ditentukan dengan jangkauan dari pita ukur, biasanya oleh belokan lorong. Dipilih dalam jangkauan pandangan dari stasiun pertama dan maksimum adalah pandangan terjauh sepanjang lorong. Dan juga harus memungkinkan untuk pembacaan instrumen terhadap arah dari stasiun. Setelah memilih posisi, surveyor menarik kencang pita ukur dan membaca jarak miring dari dua stasiun, kemudian menyebutkannya kepada perekam. Surveyor kemudian membaca kompas diikuti dengan clinometer, dari stasiun kedua ke stasiun stasiun pertama, dan direkam. Tapeman sekarang mengambil target, dan memberikan ujung pita, bergerak melewati stasiun ke dua dan sepanjang lorong sebatas jangkauan menemukan tempat yang memungkinkan menjadi stasiun ketiga. Pemilihan ini menggunakan kriteria yang sama seperti pada stasiun kedua, kecuali bahwa tidak ada pembacaan instrumen yang diambil dari sini yang terlalu memerlukan terakses. Kemudian pengukuran diambil, surveyor tetap di stasiun kedua dengan instrumen di lokasi yang sama namun menghadap ke arah yang berlawanan. Jika sudah lengkap, giliran surveyor dan perekam data untuk lompat katak melewati stasiun ketiga menuju stasiun keempat. Pembacaan diambil terhadap stasiun ketiga, dan seterusnya. Saat pembacaan kompas tidak dapat akurat karena posisi stasiun tertentu lebih tinggi dari lainnya. Dan untuk itu pada situasi ini, pada praktek, untuk mengukur lengan vertikal. Pembacaan maju diambil pada stasiun, kemudian perletakkan berikutnya vertikal ke atas atau ke bawah menggunakan pita ukur, seperti plumbingline, Gb 5. Sebagaimana tidak adanya perubahan posisi horisontal antar dua stasiun hanya dibutuhkan pengukuran jarak. Teknik ini seharusnya digunakan pada pitch-pitch ladder tetapi hal ini penting untuk memastikan bahwa ladder baja cukup jauh untuk tidak mempengaruhi kompas, dan cukup jauh dari dinding untuk dapat menggantung vertikal. Pada satu saat survey sangat penting terjadi pada sebuah sump. Jika layak lurus maju, pita ukur dapat diambil langsung dan diukur jarak antar stasiun. Pengukuran kompas diambil sepanjang garis pita dan seharusnya tiap akhir pengambilan mengecek kelurusan pita. Pengukuran tinggi stasiun seharusnya diambil yaitu menggunakan level air sebagai referensi. Sump yang lebih panjang dan lorong-lorong bawah muka air harus disurvey oleh diver. Penting untuk menandai titik strategis dengan tanda sementara atau permanen, tergantung pada situasi. Titik ini pada pertemuan lorong dan pada akhir dari lorong untuk memungkinkan survey dikemudian hari keakuratan titik ikat asal. Detail Survey gua harus selalu terdiri lebih daripada hanya sekedar centre line; membutuhkan permukaan gua dapat ditampilkan dengan baik-isi sekitar kerangka. Sementara survey centre line adalah sains, sebagian besar dari perekaman detai adalah art dibantu dengan pengukuran. Informasi yang diperlukan untuk detail dikumpulkan oleh perekam dibantu dengan bantuan anggota tim yang lain. Bersamaan dengan perjalanan survey dia harus merekam tinggi tiap stasiun di atas lantai dan tinggi atap diatas stasiun. Dia juga sebaiknya mengambar skets gua, pandangan tampak atas dan section sepanjang lorong. Pemilihan metode untuk skets muka lorong beragam tiap surveyor, tetapi lebih baik sama bentuknya dalam penggambaran akhir. Walaupun tidak perlu susah-susah membutuhkan skala dan pendekatan arah, skets ini menjadi koreksi yang besar artinya. Sangat baik jika skets diambil saat pita masih terentang diantara dua stasiun sehingga data dapat diambil berdasar pada pita tersebut. Dianjurkan setiap skets melingkupi nomer dari urutan lengan survey sebagai mana hubungan dari satu lengan ke lengan yang berikutnya dapat terlihat dengan lebih jelas. Pembuatan skets dibantu dengan pengukuran, dan direkam jaraknya dari dinding ke centre line, paling tidak tiap stasiun dan tiap saat tertentu jika lorong berubah bentuk atau ukuran. Lorong-lorong gua sangat jauh dari keteraturan bentuk, maka untuk menyeragamkan praktek, jarak dinding diukur sebaiknya diukur sebagai tipe lebar secara kasar setinggi mata penelusur gua sebagaimana saat dia melewati sepanjang lorong. Perubahan-perubahan lebar lorong pada ketinggian yang berbeda ditampilkan dalam cross section didiskripsikan belakangan. Pengukuran-pengukuran harus dibuat pada sudut kanan terhadap akhir garis survey pada stasiun tersebut. (Dapat dibuat juga pada sudut kanan terhadap permulaan garis pada stasiun, diambil dari tiap pengamatan). Pengukuran yang lain yang dapat tiap stasiun adalah LINE OF SIGHT DISTANCE dan dibuat dengan meneruskan garis lengan survey melewati stasiun sampai pertemuan dengan dinding. (Pengukuran ini hanya dapat terlaksana bila jaraknya memungkinkan). Garis-garis dari kedua lengan survey dapat diperpanjang pada tiap stasiun, tetapi perlu dikenal syarat-syarat yang pasti dari masing-masingnya, lihat Gb.6. Untuk lorong yang sangat lebar atau pada chamber, tidak memungkinkan untuk mengukur jarak dinding pada sudut kanan dari garis survey. Metode alternatif adalah dengan membuat subsidiary station pada posisi strategis di dinding dan dan melakukan pembacaan kompas dan jarak terhadap masing-masing subsidiary stasion dari stasiun utama. Jika ada slope yang cukup besar (lebih dari 10�) diperlu pembacaan clinometer yang sangat baik. Dalam chamber yang sangat besar mungkin perlu untuk mengambil garis survey mengelilingi satu dinding dan garis lebih jauh dalam putaran balik mengelilingi dinding yang lain. Gb 7 memperlihatkan metode ini. Sekalipun pengukuran dibuat untuk c.l. harus seakurat mungkin, tetapi tidak perlu dilakukan untuk detail dan biasanya tidak membutuhkan pendekatan 20 atau 50 cm. Ini tergantung bagian skala dari penggambaran akhir dan dan kemudian skala harus dipertimbangkan sebelum survey dimulai. Perekam data juga harus membuat skets dari cross section lorong, yaitu tepat pada sudut garis survey. Dibuat pada jarak tertentu, frekuensinya tergantung seberapa sering bentuk lorong berubah(bukan pada ukuran). Sebuah section sebaiknya khas terhadap sebuah lorong, bentuk lorong pada sebuah stasiun biasanya tidak spesifik (misalnya pada sebuah belokan), maka lebih baik memilih posisi di antara stasiun. Section ini seharusnya agak terinci dan menampilkan hubungan pengukuran. Jika skala akhir diperbesar, 1/500 atau lebih, maka dibutuhkan untuk merekam detail lantai. Rata-rata surveyor tidak perlu untuk membuat detail interpretasi geologi, dan pada kasus lain seperti misalnya mengenai informasi khusus, tidak perlu ditampilkan pada survey biasa. Tetapi bagaimanapun juga, jalur arus air yang aktif harus selalu dapat ditampilkan, dan juga klasifikasi umum dari kelompok deposit tertentu, seperti misalnya lumpur, pasir, kerikil, stalagmite, dll. Seorang surveyor yang cukup berkompeten, dia mencatat keberadaan dan orientasi dari bentukan geologi seperti joint, tetapi informasi seperti itu tidak dapat ditampilkan pada sebuah survey biasa jika akhirnya tidak dapat digambar, untuk mudah dimengerti oleh penelusur gua kebanyakan. Survey Permukaan Setiap survey harus memasukkan referensi grid nasional (atau garis lintang dan bujur jika tidak ada grid nasional) dan ketinggian entrance; peta yang menunjukkan bentukan permukaan di atas gua sangat berguna dan penting. Beberapa informasi ini dapat dilihat dari peta Ordnance Survey (Survey Perlengkapan Perang) tetapi untuk lebih akurat dapat diukur sendiri oleh surveyor. Ketelitian kontur tidak dapat diandalkan untuk keakuratan altitude (lihat Bowser,1972), terutama pada peta yang tua sebelum digunakan metode photogrammetric, sebab posisi-posisi yang ada pada peta adalah hasil interpolasi. Di daerah tanpa bentukan, perlu dilaksanakan survey untuk dapat menentukan tanda-tanda penting yang dapat memastikan lokasi presisi dari entrance atau bentukan permukaan yang tidak tertera dalam peta. Foto udara seringkali dapat membantu. Jika mungkin, survey permukaan sebaiknya mengunakan instrumen konvensional dan metode seperti level (waterpas) dan staff (tongkat), theodolite dan tacheometri, atau dengan plane table. Jika peralatan ini tidak tersedia, survey dapat menggunakan peralatan sebagaimana dalam gua. Pada kasus ini, keingingan untuk menggunakan lengan survey yang sangat panjang harus dibatasi, harus dijaga agar jarak maksimum 30 m, dan jika memungkinkan, tripod dapat digunakan, paling tidak untuk menandai stasiun survey sekalipun instrumennya tidak terpasang. Adanya kesalahan akan dibicarakan di belakang, tetapi yang paling penting dari semuanya adalah pencegahan kesalahan dengan kerja yang berhati-hati. Keterangan berikut ini dapat membantu:
  1. Tulislah semuanya dengan jelas dan sebesar mungkin Jangan merubah gambar. Jika ada kesalahan tulis, silanglah dan tulis kembali gambar yang benar.
  2. Titik desimal dapat dengan mudah hilang. Gunakan garis miring sebagai pengganti, misalnya 19/7 pengganti 19.7.
  3. Selalu gunakan tiga angka untuk pembacaan kompas dan dua angka untuk pembacaan clinometer, pakailah nol untuk awalan pembacaan jika perlu,
  4. Jangan menggunakan simbol Pecahan. Pada banyak kasus, hal ini sia-sia dan dapat menyebabkan kesalahan baca sebagai angka. Sertakan nomor penunjuk stasiun dalam lingkaran. 
  5. Mulailah lembar baru segera jika lembar yang digunakan basah.
  6. Letakkan nama dan alamat anda pada bagian depan buku untuk berjaga bila buku tersebut hilang.
  7. Surveyor sebaiknya meneriakkan pembacaannya kepada perekam data dengan memberikan arah dari hasil pembacaan instrumen, apakah pembacaan itu positif atau negatif (untuk clinometer), dan pengukuran dalam angka tunggal. Jadi dia harus mengatakan 'Clino belakang: minus nol lima',atau 'Jarak depan: tujuh koma tiga sembilan lima'.
  8. Ketika perekam data menulis hasil pengukuran, dia harus kembali membaca untuk surveyor apa yang telah dia tulis, apakah dia teringat yang telah diteriakkan.

2 comments:

Poskan Komentar

 
Labels

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Followers

Reccent Comments

© Free News Template Copyright by BLOGGOA | Template by Fanchon0706 | Blog Trick at BLOGGOA